Sobat muslim
kita lanjutkan bahasan kita tentang keutamaan menuntut ilmu.
Setelah
memuji Allah dengan sebaik-baik pujian, kemudian bershalawat kepada rasulNya –
shallallahu ‘alaihi wassalam, kita lanjutkan keutamaan ilmu berikutnya yaitu:
3. Ilmu melahirkan
rasa takut akan Allah:
Allah –
subhana wata’ala – berfirman :
قَالَ اللهُ تَعَالَي : " إِنَّمَا يَخْشَي اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ " (فَاطِرْ : 28 )
Artinya :
"Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah adalah para ulama"
[pencipta: 28]
Takut disini
bukan berarti sebagaimana jika seseorang takut dengan musuh, kemudian dia
menjauh dan berlari menghindari musuh tersebut. Akan tetapi takut kepada Allah
disini adalah takut melanggar perintah-perintah Allah, takut terjerumus dalam
maksiat kepada Allah, sehingga takut di sini adalah dalam bingkai ketaatan
kepada Allah. Dari situ kita juga bisa mengambil beberapa kesimpulan tentang
ayat di atas, diantaranya:
- Ketaatan itu
bisa terbentuk dengan cara memiliki rasa takut kepada Allah
- Ukuran
seseorang dikatakan ulama adalah apabila ia bertambah rasa takutnya kepada
Allah yang mengantarkan dirinya semakin memaksimalkan ketaatannya pada Allah,
bukan karena banyaknya ayat atau hadist yang telah ia hafal.
- Manusia
antara satu dengan yang lain memiliki kedudukan dan kualitas iman dan ilmu yang
berbeda-beda.
- Ilmu
sebagaimana yang didefinisikan oleh sahabat , ilmu adalah apa yang difirmankan
Allah, apa yang dikatakan rasul – shallallahu ‘alaihi wassalam – dan apa yang
dikatakan para sahabat rasul – shallallahu ‘alaihi wassalam -. Bagaimana apakah
ilmu matematika, kimia, fisika bukan yang dimaksud dalam ayat diatas?? InsyaAllah
termasuk, karen definisi ilmu yang disampaikan sahabat rasul itu kita bawa
dalam konteks ilmu Allah dalam arti khusus ilmu Agama, dan ilmu matematika,
biologi, fisika dll itu kita bawa dalam konteks ilmu Allah dalam arti lebih
umum, sama-sama ilmu yang berasal dari Allah.
- Sebutan
Ulama secara khusus adalah orang yang pakar dalam ilmu agama, sedangkan
orang-orang yang pakar dalam ilmu duniawi, seperti pakar dalam masalah sains,
sosiologi, ipteks dll – wallahu ta’ala a’lam – akan temasuk dalam definisi
ulama bilamana ilmunya dapat menambah rasa takut or menambah ketaatan kepada
Allah – subhanallahu wata’ala - .
Jika kita
lihat realita negeri kita, begitu banyak anak bangsa ini yang secara akademik
memiliki gelar sarjana, master, doktor maupun profesor. Tetapi sangat sedikit
yang kita lihat gelar akademik mereka semakin mengantarkan ketaatan kepada
Allah. Hal itu terbukti oleh banyaknya kasus suap, korupsi, perbuatan dholim
yang dilakukan oleh para civitas akademik ini. Mulai kasus intrusksi contek berjama’ah
ketika Ujian sekolah. Sampai pada tingkatan kasus korupsi elit politik negeri
ini. Yach Ilmu hanya sebatas teoritis belaka. Sungguh beruntung seorang ulama,
pantaslah kalau Allah menyebutkan keutamaanya dalam Alqur’an.
4. Allah
memerintahkan untuk berdoa meminta tambahan Ilmu.
Sobat muslim, tidaklah Allah
memerintahkan sesuatu, kecuali sesuatu itu adalah sesuatu yang penting. Apatah
lagi jika perintah itu diabadikan dalam kitab suci Alqur’an dan diperintahkan
kepada manusia terbaik didunia ini sebagaimana ayat berikut:
قَالَ اللهُ تَعَالَىَ : " وَقُلْ رَبِّ زِدْ نِي عِلْمًا " (طه : 114 )
Artinya : “Dan katakanlah(wahai Muhammad), Ya Rab, tambahkanlah aku akan
ilmu”
Yach... dari ayat diatas akan semakin jelas menunjukkan keutamaan ilmu
dengan tiga alasan berikut:
1. Perintah tambahan ilmu itu dari dzat yang Maha Agung dan Mulia,
Dialah Allah subhana wata’ala.
2. Perintah tambahan ilmu itu diperintahkan kepada manusia terbaik, Nabi
yang mulia, Muhammad – shallallahu ‘alaihi wassalam –
3. Perintah tambahan ilmu itu diperintahkan
untuk dipanjatkan dalam doa, dan doa adalah senjata orang mukmin, serta
merupakan adab dalam berdoa, adalah meminta sesuatu yang utama, seperti meminta
ditempatkan di syurga Firdaus.
So... sobat jelas sudahlah bahwasanya ayat diatas menunjukkan keutamaan
ilmu.
Wallahu ta’ala a’lam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar